Rabu, 05 Juni 2013

[Story] The Last and New Battle : part 10

The Last and New Battle

---PriZzzZt---Friend---

         Tiga hari telah berlalu sejak Rex dan Prizz mengetahui fakta yang mengejutkan dari Elen, kini keduanya jadi lebih pendiam dan bersikap canggung baik di rumah maupun di sekolah. Keanehan yang terjadi pada Rex atau pun Prizz membuat Winnie dan Dize curiga. Akhirnya pada siang harinya mereka mengajak Prizz dan Rex ke ruang klub walaupun dengan sedikit paksaan.
"Hah ada apa sih?" keluh Prizz yang ditarik Winnie menuju ruang klub.
"Udah diem ajah, ada yang harus ditanyaiin sama kamu." jawab Winnie yang bergegas ke klub.
Mereka pun tiba di ruang klub yang dimana Rex dan Dize sudah sampai, dan mereaka memulai pembicaraan. Keadaan di ruang klub mulai serius, baik Rex maupun Prizz hanya mampu memasang wajah yang gelisah.
"Kalau gitu aku mulai ajah sekarang ya, pertama-tama ada nggak yang mau kamu bicarain Prizz?" ucap Winnie.
"Ummm, apaan? nnggak ada kok.."jawab Prizz "kalau gitu, kamu Rex ada gak yang mau kamu bicarain ke kita.?" tanya Winnie kali ini pada Rex
"Nggak ada kayaknya". "kalau gitu Hari ini aku mau bahas liburan kita yang udah diomongin belum lama ini, gimana jadinya.?"
"Perasaan udah kita bahas deh, minggu depan kan.?" jawab Prizz
"Oh ternyata masih inget ya..? sekarang aku mau nanya sebenernya kalian berdua kenapa sih..?" tanya Winnie pada Prizz dan Rex.
"Maksudnya apa sih?" ucap Prizz .
"Huh, kayaknya nggak masalah kalau diceritain semuanya ke kalian." ujar Rex "Jangan dulu Rex" ucap Prizz tiba-tiba.
"Hah, maksudnya apaan Prizz..?" "Haduh, memang benar" ucap Prizz yang terlihat murung.
"maksud kalian apaan sih? jangan bikin aku sama Diz penasaran gini" "Hu'uhH" ujar Winnie dan Dize.
"Baiklah aku akan cerita duluan, Rex sebenernya waktu kamu pulang bareng Elen dan waktu janjian berdua di Cafe aku ngikutin kamu" Ucap Prizz sedikit merendah.
"Hah,,? jadi kamu mengikuti kami ya.. Hah, udah aku duga..-,-" jawab Rex.
"Hah 'Triangle Love' kah.?" sambung Dize mengejutkan Prizz "Dukk" pukul Winnie "Diem dulu Diz."
"Jadi kamu udah tau semuanya Prizz..?" "Iya"
"Sebenernya apaan sih kalian berdua, Rex cerita sekarang.." perintah Winnie sedikit keras.
"Ya itu memang niat ku." Rex pun mulai bercerita panjang lebar tentang apa yang dikatakan Elen kepadanya. Semua yang dikatakan Rex membuat Winnie dan Dize tercengan dan sulit untuk percaya.
  
       "Hahhh, itu sih gila.." teriak Diz setalah mendengar cerita Rex "Iya itu mah gila" sambung Winnie mengiyakan ucapan Diz.
"Tapi itu memang cerita yang aku dengar langsung dari Elen." jawab Rex "Iya aku juga denger itu semua kok.." sambung Prizz
"Tapi itu belum tentu terjadi, namun kita harus waspada, dan inget jangan ceritain hal ini ke publik ya." ujar Rex.
"Iya aku ngerti sekarang, kalau gitu aku bakal nyiapin tombak dan katana leluhur ku." ucap Diz "Emangnya harus kayak gitu apa?"
"Aku rasa gakpapa sih, lagian kita harus mempersiapkan hal yang paling buruk iya kan..." jawab Rex.
"Kalau gitu aku juga bakal mempersiapkan persenjataan keluarga yang udah aku modifikasi sendiri, hahaha." ujar Winnie.
"Enggak," teriak Prizz "Kalian semua kenapa sih, memangnya kalian bener-bener ingin ada peperangan, hah?" ucap Prizz dengan mata yang berkaca-kaca.
"Maksud kita bukan kayak gitu kok Prizz.." ucap Winnie dengan nada penyesalan.
"Kehilangan seseorang yang kita sayangi itu menyakitkan.." ucap Prizz lirih dan mulai meneteskan air matanya.
"." mereka pun hanya berdiam. "Huh, kalau gitu lebih baik kita ngomongin soal liburan kita aja gimana..?" ucap Dize menghibur. Prizz pun bergegas meninggalkan ruang klub. "Prizz tunggu," panggil Winnie sambil mulai menyusul namun dihentikan Rex.
"Biarin dulu dia sendiri, biar ntar aku yang ngomong." ucap Rex menjegat Winnie.
"Yah, aku juga yakin Prizz bakal ceria lagi besok.." ujar Dize.

          Di atas bangunan sekolah Prizz berdiam sendiri sambil terus memandangi langit sore di Hue City. "Drrttt,drrtt" getar Hp Prizz kemudian mengangkat telponnya. "Prizz maaf ya yang tadi aku gak bermaksud nyinggung mu kok.." ucap Winnie.
"hahaha, iya Win, tadi aku yang terlalu emosional, tenang ajah oke.." jawab Prizz santai.
"Oke deh kalau gitu Prizz, maaf ya sekali lagi.. bye" "Bye".
"Udah tenang kah sekarang.." tegur Rex kemudian menghampiri Prizz dan memberikan minuman.
"Ya, gakpapa kok, makasih ya Rex. gak disangka kamu perhatian juga." ucap Prizz dengan senyum yang dipaksakan.
"Huh, jangan terlalu dipaksaka begitu..." kemudian memegang tangan Prizz "Gak ada salahnya buat bersedih dan menangis.." ucap Rex lembut.
Prizz pun mulai menangis tersedu-sedu "A-aku cuma takut kehilangan lagi, Aku gak mau kehilangan lagi orang yang ku sayangi lagi.."
Kemudian Rex mengusap kepala Prizz dan menghapus air mata dari pipi Prizz, kemudian sambil menatap mata Prizz Rex berkata "Aku gak akan ninggalin sahabat ku kok.." "Janji ya.." "heh" angguk Rex. Kemudian Prizz mulai meninggikan kepalanya dan bibir mereka mulai berdekatan,  "A-ahhh.. kayaknya udah mau malem nih, ayok kita segera pulang, hehehe" Ucap Rex, melangkah mundur dan memalingkan mukanya dari Prizz. "O-ooh iya-ya udah mulai gelap nih hehehe" sambung Prizz yang juga memalingkan wajahnya dengan ekspresi wajah yang memerah.
"Emmm, udah yuk kita pulang.." "ummm, i-iya" mereka pun mulai kikuk satu sama lain.

         Mereka akhirnya bertambah akrab, kini masing-masing dari mereka berempat mulai menumbuhkan ikatan persahabatan dan kepercayaan yang lebih kuat. Keesokan paginya seorang pria mengunjungi rumah Prizz.
"Ting,Dong" suara bell rumah terdengar, Rex pun bergegas membukakan pintu. "Ceklek" pintu pun dibuka Rex.
"Mencari siapa ya..?" tanya Rex kepada seorang pria dengan bewok tipis di depannya.
"Sreenggg" tiba-tiba Rex ditodong Pedang tepat di lehernya. "hah... a-ada apa ya..?". Rex pun seketika kebingungan dan bertanya-tanya siapa orang ini.

Sabtu, 10 November 2012

[Story] The Last and New Battle : part 9

The Last and New Battle


---PriZzzZt---The Stalker---

          Setelah memenangkan festival pada malam harinya semua anggota klub sejarah mengadakan pesta di kediaman Winnie. Mereka bernyanyi, menari, dan saling bersendagurau. Mereka pun mendiskusikan apa yang akan mereka lakukan dengan hadiah mereka.
"Hahaha, aku udah yakin banget kalau kita bakal menang.." ujar Dize yang penuh kegembiraan.
"Iya sih, tapi tunggu dulu deh, kalau menurut ku uang yang kita dapet kemaren udah melebihi kebutuhan klub, nah terus sebaiknya kita gunakan uang ini untuk apa ya.?" tanya Winnie yang sedang membuka gadgetnya.
"Hmmm, gimana kalau kita pake uangnya buat jalan-jalan minggu depan ajah, gimana setuju gak.?" usul Prizz.
"Baiklah, kalau gitu ayo kita ke pantai pasti asik tuh.. hehhehe.. gimana..?" jawab Dize dengan pandangan anehnya.
"Boleh juga tuh, apalagi kita dah jarang keluar kota kan, Rex kamu gimana setuju gak.?" ucap Prizz.
".." "Oi Rexx, kok diem aja kau, setuju gak?" tanya Diz yang sedikit kesal.
"Hah, Setuju apa ya .?" "Kita mau ke pantai setuju gak kamu Rex..?" tanya Winnie sekali lagi.
"Ohh, oke deh aku setuju-setuju aja kok" "kamu kenapa sih Rex?" tanya Prizz khawatir.
"Nggak kok tenang ajah hehehe." Rex yang selalu kepikiran dengan apa yang dikatakan Elen tanpa disadari membuat Prizz sedikit curiga. Akhirnya pesta pun berakhir dan mereka pulang ke rumah masing-masing.

          Rex yang terus memikirkan apa yang dikatakan Elen mulai penuh dengan rasa bingung dan penasaran yang luar biasa. Dia pun akhirnya memutuskan akan menemui Elen sepulang sekolah besok.
"Dringggg" bell tanda berakhirnya pelajaran pun berbunyi. Prizz dan Rex pun berjalan bersama meninggalkan ruang kelas, tanpa tak diduga Elen pun ada di depan mereka langsung saja Rex mengejarnya.
"Hoii Rex mau kemana..?" "Kamu pulang aja duluan. aku ada urusan sebentar.." jawab Rex yang menghampiri Elen.
"Hehh urusan, Elen kah..?? ahh bodo lah." gumam Prizz yang sebenarnya penasaran.
Setelah keluar dari gerbang sekolah Prizz malah terus mengikuti Rex dan Elen yang berjalan berdua.
"Hah kenapa akhirnya aku malah ngikutin mereka ya.?" gumam Prizz yang terus menghela nafasnya.
Rex dan Elen pun berhenti dan duduk di bangku taman yang dekat dengan sekolah.
"Elen bisa kita ngomong sebentar" "Iya, tapi aku gak suka jalan sambil ngomong, hehe" jawabnya penuh senyum.
"Kalau gitu Len aku mau kamu ngejelasin apa yang kamu bilang waktu itu." Ujar Rex mulai serius.
"Yang kemaren kah..?" jawab Elen kemudian berbisik kepada Rex "Besok di taman jam 9" setelah itu Elen pergi meninggalkan Rex.
"Tunggu Len, aku butuh jawaban mu sekarang.." teriak Rex namun Elen hanya menengok dan memberikan senyuman.
Prizz yang dari tadi menunggu pun mulai bertanya-tanya "Hah, yang Elen bilang kemaren? "Aku harus tau sekarang" maksud Rex apa ya.? Mungkinkah pernyataan cin-.. ahh nggak mungkin masa secepet itu.." kemudian Prizz pergi dari taman dengan segera.
Rex pun sampai di rumah Prizz "Prizz aku pulang.." teriak Rex sambil memasuki rumah. Di malam harinya mereka berdua duduk di sofa, dan mulai mengobrol.
"Umm, Rex ada yang mau aku tanyain, tapi kalau nggak mau jawab juga gakpapa kok.." "hah soal apa ya.?"
"Ini soal kamu yang tadi pergi bareng Elen, emang urusan apaan sih..?" tanya Prizz yang penasaran.
"Hahh, aku sama Elen.. apa kamu cemburu ya, hahahhha.." jawab Rex menggoda Prizz sambil tertawa.
"Hah cemburu sama orang yang numpang hidup di rumah ku.. yang bener aja." jawab Prizz sedikit keras.
"haha, bercanda kok, ntar kalau udah waktunya pasti kamu tau kok.."
Mereka pun masing-masing pergi tidur.

        Keesokannya Rex yang sudah ada janji dengan Elen pun bergegas meninggalkan rumah, namun Prizz yang juga penasaran mengikutinya diam-diam. Elen yang sudah menunggu di taman lekas menyapa Rex yang baru tiba.
"Hai Rex, udah siap kan..?" ucap Elen kemudian mengajak Rex kesuatu tempat.
Prizz yang mengikuti mereka dengan memakai jaket dan juga penutup kepala yang menutupinya.
"Tunggu Len, sebenernya mau kemana sih kita..?" "Aku lebih suka ngobrol di tempat makan.. jadi ayoo." jawab Elen sambil terus menggandeng Rex. Akhirnya mereka pun berhenti di sebuah cafe dan mulai perbincangan.
"Oke sekarang aku akan menceritakan semuanya." ucap Elen yang mulai serius.

    "Mungkin kamu udah tau apa yang terjadi sebelum perdamaian tercipta, dan aku tau kamu salah satu keturunan dari mereka yang melarikan dari sebelum diasingkan. Tapi kamu tidak tau apa yang sebenernya terjadi pada mereka yang diasingkan. Mereka yang diasingkan pada masa itu hanyalah para 'Caster' sedangkan para 'Summoner' sudah dibinasakan sebelumnya. Setelah hidup bertahun-tahun di pulau yang bahkan mereka tidak tau, mereka merencanakan untuk melarikan diri. Tentu saja para penjaga yang ditugaskan di sana tidak mengetahui bagaimana kekuatan mereka. Hanya dalam satu malam mereka mampu melumpuhkan semua penjaga dan berhasil meninggalkan pulau dengan kapal para penjaga. Namun tidak hanya sampai di situ mereka juga menghancurkan pulau untuk menghilangkan keberadaan mereka dari dunia.  Dan yang 100 tahun lalu menghilang bahkan yang sekarang sudah terlupakan nyatanya mereka masih ada dan akan menunjukkan diri mereka, dimulai dari "Hue City", itulah kebenaran yang terjadi di pulau pengasingan yang aku tau."
  
          Rex pun terkaget-kaget dengan apa yang dikatakan Elen begitu pula dengan Prizz yang menguping dari sebelah meja mereka.
"Apa maksudnya dimulai dari Hue City dan kenapa kau bisa tau sampai sejauh itu." sentak Rex dengan mata yang melotot.
"Huh, pertama kamu harus tenang dan diam, itu semua aku tau karna ayah ku adalah bagian dari mereka setidaknya sebelum aku meninggalkan mereka 3 tahun lalu.."
"lalu apa yang dimaksud dengan dimulai dari Hue..?" tanya Rex penuh ketegangan.
"Yah, aku juga nggak terlalu tau rincian pastinya tapi kemungkinan terburuknya adalah sebuah kudeta"
"Kudeta..? tapi itu gila jika hanya sebuah kelompok menyerang kota sebesar Hue.."
Lalu Elen pun menjelaskan apa yang dirasakan para korban pengasingan. "Ya aku juga beranggapan begitu, tapi apa kamu tau yang namanya dendam yang abadi, mereka yang sudah dibuat menyaksikan kerabat, teman, kekasih, dan bahkan orang tua mereka dibinasakan, dan mereka masih harus diasingkan dari dunia luar.. Mereka sangat mungkin  membalaskan dendam mereka dimulai dari sini "Hue City" tempat yang menjadi awal dan akhir dari peperangan.."

"Kalau itu semua benar terjadi, sebuah kekuatan yang bahkan sudah terlupakan dan tiba-tiba muncul dan menghancurkan kota yang damai ini, mungkinkah perang besar akan terjadi lagih..?" ucap Rex dengan tangan yang mulai gemetar.
"Tapi itu belum tentu terjadi, tapi ada baiknya mempersiapkan segala hal yang terburuk.. kalau begitu aku rasa itu sudah cukup" Elen pun berdiri dan mulai berjalan. Namun belum sempat berjalan Rex tiba-tiba memegang tangan Elen dan bertanya.
"Tunggu Len, kenapa kamu ngasih tau itu semua? dan apa yang kau tau dari masa lalu ku?"
"alasan kenapa Aku cerita banyak ke kamu mungkin karna kamu seperti ku, seorang anak yang dilahirkan dari sebuah lingkungan yang kau sendiri tidak tau siapa dirimu. ketakutan, dendam, dan kepedihan itulah penyebabnya, kalau tentang masa lalu mu mana mungkin aku tau. Dan satu lagi, aku harap kau tidak membicarakan ini pada publik karna aku yakin nggak akan ada yang mau mendengerkan cerita
itu. yah kalau begitu aku duluan.."
setelah berpamitan Elen pun berjalan menjauhi Rex yang masih berdiri terpaku. "Makasih len..." suara kecil terucap dari Rex.
"terima kasih? walaupun begitu aku menyembunyikan sesuatu dari mu Rex. Setidaknya kau sudah tau apa yang mungkin terjadi pada kota ini." gumam Elen dalam hatinya.

         "Apa-apaan ini semua..? sebuah kudeta oleh para spiritualist, itu pasti hanya kebohongan iya pasti cuma kebohongan" ucap Prizz yang masih tidak percaya.

Selasa, 30 Oktober 2012

[Story] The Last and New Battle : part 8

The Last and New Battle


---PriZzzZt---We are The Best---

          Festival "Greatest Guild" akhirnya akan dimulai. Seminggu sudah Prizz dan kawan-kawannya mempersiapkan festival
tersebut. Dengan wajah yang tegang para peserta menunggu keputusan apa yang akan diperlombakan untuk tahun ini.
"Perhatian para peserta, untuk tahun ini kita akan melangsungkan perlombaan dimana masing-masing tim harus melakukan
maraton diperlombaan yang pertama dan melakukan pertarungan diperlombaan kedua. Untuk keterangan lebih lanjut, dimohon
untuk para kapten tim mengambil buku panduan di pos panitia. 


Setelah mengambil buku panduan, Prizz dan para ketua klub lainnya mulai melakukan diskusi dengan anggota klub masing
masing. Prizz pun membacakan peraturan untuk perlombaan pertama.
"Coba kita lihat. Perlombaan pertama: Masing-masing dari klub peserta harus mempersiapkan 2 tim yang terdiri dari 2 orang.
Kemudian dari setiap tim akan terdiri dari "Penggerak" dan "Penunjuk", dimana si "Penunjuk" akan digendong oleh si "Penggerak"
yang matanya ditutup. Tugas dari setiap klub yaitu "Maraton" dan benda yang harus diantar adalah kue tart. Tim 1 harus mengantar
kue kepada tim 2 dan mengantarkannya kepada panitia.
"Hehh, merepotkan juga ya.." ujar Rex dengan nada datar.
"Baiklah, kita pasti menang... hmm tunggu dulu kita harus menentukan pasangan-pasangannya iyakan.?" sambung Diz tanpa peduli
dengan yang dikatakan Rex.

Mereka pun mengundi siapa berpasangan dengan siapa. Akhirnya ditentukan Prizz dengan Rex dan Winnie dengan Dize.
"Huh, kenapa sih aku harus bareng Diz.." keluh Winnie dengan nada yang pesimis.
"Udah gak usah komplain, yang penting kita harus menang" jawab Prizz penuh semangat.

"Masing-masing peserta harap bersiap di tempatnya masing-masing." Perintah pembawa acara dari meja panitia.

Tim 1 dari klub sejarah yakni Winnie dan Dize.
"Ahh, harusnya aku bisa ngerasaiin yang lebih empuk nihh dari pada yang ini nih.." Keluh Diz yang menggendong Winnie.
"Hahh, apa yang tadi kau bilang.." "Jdug" pukul Winnie dengan ekspresi jengkel.
"Cuma bercanda.. heheh."
"Tiga...Dua...Satu...Dor!" aba-aba perlombaan dibunyikan,lomba pun dimulai. Kesepuluh kelompok itu mulai berlari bersama-sama.
"Majuuu Dizz.." teriak Winnie penuh dengan semangat.
"Awas Nabrak,," "kiri-kiri,," "Terusssss,," teriak masing-masing "penunjuk" tim.
Tak disangka 1/2 dari para peserta terjatuh dan akhirnya gagal. Yang memimpin perlombaan adalah tim dari klub pecinta alam
diikuti tim dari kelompok Prizz. Kue pun akhirnya diserahkan dari Winnie ke Prizz.
"Ayoo, Rex majuu kita harus menang.." Perintah Prizz dengan teriakan yang cukup keras.
"Heh" Rex tertawa kecil "emang siapa yang pengen kalah, Aku akan menunjukkan kekuatan force yang digunakan untuk meningkatkan
kecepatan lari." dengan penuh konsentrasi lalu Rex berkata "SPEED", sekejap kaki Rex diselimuti hembusan angin yang
cukup kuat. Wussss lari Rex dengan kecepatan penuh dipandu oleh Prizz mengantarkan mereka menjadi pemenangnya.

Masing-masing dari tim pun diberikan kesempatan beristirahat, di bawah pohon mereka melihat peraturan untuk perlombaan
yang kedua.
"Perlombaan kedua: masing-masing dari peserta harus menyiapkan 4 orang untuk melakukan sebuah pertandingan <combat>
"Masing-masing dari tim harus mengalahkan 2 dari 4 anggota lawan untuk memenangkan pertandingan. Peserta akan dinyatakan kalah
jika terjatuh atau keluar arena."

"Baiklah para peserta dimohon untuk melihat ke layar, ini adalah susunan pertandingan yang akan kalian lakukan, untuk itu
tolong semua tim bersiap." ucap pembawa acara.
"Hehe, lawan pertama kita dari klub TIK" ucap Prizz disertai senyuman yang menyeramkan.
"...!" Rex hanya terdiam sambil melihat ketiga orang yang di depannya punuh dengan tatapan dan senyuman yang membunuh.
Baik Prizz, Winnie maupun Dize adalah murid yang memiliki talenta dari segi kemampuan bertarung dan memiliki ketahanan tubuh diatas rata-rata.
Pertarungan pun dimulai, para peserta yang masing-masing sudah dipersenjatai lengkap mulai memasuki arena masing-masing.
Prizz menggunakan sebilah pedang tangan satu, Winnie menggunakan panah, Dize memilih tombak sedangkan Rex tidak menggunakan
apa-apa karna dia tidak mempunyai kemampuan bertarung langsung dan dia pun tidak mungkin menggunakan kekuatan forcenya.
Dengan penuh tatapan tajam Prizz dan yang laiinnya maju menerjang musuh dari klub TIK.
"Hiatt" teriakan Prizz diikuti tebasan yang sangat cepat dan kuat, satu lawan pun terjatuh.
"Target-Locked," bersama ucapan Winnie melepaskan 3 anak panah dengan kecepatan dan akurasi yang hebat, dan 2 orang langsung
terjatuh. Mereka pun menang di pertandingan pertma. Di pertandingan yang kedua mereka juga menang dengan mudah.

Pertarungan Final pun dimulai, kali ini mereka harus menghadapi lawan yang cukup yaitu klub kesenian, memang tidak
terlihat menyeramkan, namun hampir setiap festival pertarungan mereka memenangkannya. Dan klub tersebut dipimpin seorang
gadis bernama "Elen" murid tingkat 3 yang terkenal cukup hebat hampir disemua bidang.
"Apa kalian sudah siap..?" tanya Elen dengan penuh tatapan menantang.
"Hah, Haruskah kami menjawabnya..?" jawab Prizz dan langsung menerjang Elen diikuti rekan-rekannya namun tidak dengan Rex
yang langsung menyingkir. Hal ini membuat tim Prizz hanya 3 orang. Namun hanya dengan 3 orang saja mereka mampu mempersulit
tim Elen.
"Hyaatt" teriakan Prizz bersamaan dengan bunyi gesekan pedang. Pertarungan sengit pun terjadi, namun rekan dari Elen tidak
sehebat dia sehingga Winnie dan Dize mampu mengalahkan mereka.
"Terima ini, tangkap ini" teriak Winnie dan Dize disertai serangan yang sangat menakjubkan kearah ke-3 lawan mereka.
"GedubRaKkkk" keteganya pun terjatuh dan kalah. Dengan begini tim Prizz memenangkan pertandingannya.
Elen pun berjalan menuju tim Prizz dengan senyuman dia berkata "Kalian memang yang terhebat." belum selesai di situ
Elen mendekati Rex dan kemudian berbisik kepadanya "Kau bukanlah yang terakhir, REX." bisikan tersebut membuat Rex terkejut.
Elen pun menjauh, Rex hanya terdiam tanpa berkata sedikit pun.
"Hoi Rex kau kenapa, emang tadi Elen bilang apaan..?" tanya Prizz sedikit memaksa.
"Nggak, cuma bilang selamat doank,, hehe," jawab Rex yang terus memandangi Elen yang mulai menjauh.


"Bukan yang terakhir, apa maksudnya, mungkinkah berkaitan dengan para spiritualist..?" gumam Rex yang dipenuhi
rasa penasaran "..Aku harus bertanya langsung ke Elen.."

Senin, 01 Oktober 2012

[Story] The Last and New Battle : part 7

 The Last and New Battle


---PriZzzZt---Back to School---

  
          "Dringggggggggg", bunyi alarm membangunkan Prizz, "HAhh, aku bangun jam segini..?", gumam Prizz sambil menguap.
"Apa Rex sudah bangun atau belum ya..", ucap Prizz lalu keluar dari kamar tidurnya. Aroma sedap tercium seketika Prizz membuka pintu kamarnya, "Hmmm, aromanya..", ucapnya sambil berjalan ke ruang makan.
"Pagi, Prizz..", sapa Rex yang sedang memegang segelas kopi. Terlihat sarapan yang menggugah selera tertata rapih di atas meja makan.
"Wow, nggak disangka Rex, ternyata kamu jago masak ya..", jawab Prizz dengan penuh kekaguman.
"Untuk tinggal disini, Setidaknya aku bisa membuat makanan." ucap Rex.
Setelah membasuh mukanya dan berpakaiaan seragam Prizz menghabiskan sarapannya bersama Rex, belum juga selesai makan.
"Hoii, Prizz...", teriak Winnie dri luar rumah.
Prizz bergegas keluar dan menyapa Winnie "Pagi win, hebatkan sekarang nggak kesiangan.. hehehee.."
Winnie hanya terdiam saat seorang cowok gagah berambut perak keluar tepat dibelakang Prizz.
"Win, hoi kenapa kamu.?", tanya Prizz,
"um um, um Prizz dia siapa..", ucap Winnie dengan terbatah-batah, "Siapa..?", lalu Prizz menengok kebelakang.
"loh Rex, kenapa kamu juga ikut keluar. bukannya tadi lagi sarapan ya?", ujar Prizz.
"Aku juga mau ke sekolah.." jawab Rex.
  
           Winnie hanya kebingungan saat mereka berdua terlihat sangat akrab "Rex siapanya Prizz ya.. mungkin gak sodaranya ya, ahh, tapi kan dia cuma punya 1 sepupu, Mungkinkah dia,,. hhaahh", gumam Winnie dalam hatinya dengan dipenuhi rasa penasaran.
"Win, kenapa kok diem aja..", tanya Prizz.
"Ng-nggak papa kok", jawab Winnie, lalu dia menarik tangan Prizz dan berbisik kepadanya
"tuh cowok siapa mu.. kok kamu belum cerita sama aku sih..", bisik Winnie.
"Ohh, dia, ntar deh aku ceritain, gak enak sekarang.." jawab Prizz.
"HOAMM,, bisikin apaan sih kalian..?" tanya Rex pada mereka.
"Oh, nggak.. hheheh", jawab Prizz sambil tertawa kecil.
Akhirnya mereka pun menaiki jemputan tepat waktu, dan mereka melaju ke sekolah.

          "SSSrrRrrttttt", bis pun berhenti.
"Umm, Rex kamu berasal dari mana.?", tanya Winnie.
"Aku dari VIRGINLAND, gak jauh kok dari wilayah ether..", jawab Rex.
"Owhhh", "Oh iya Rex kamu masuk fakultas apa.. di Hue.." tanya Prizz.
"Ntar juga tau kok, kalau begitu aku duluan ya ke kantor kepsek" ucap Rex mengarah ke kantor kepsek. Belum jauh Rex berlalu,
"Hoiiii, Prizz, Winn...." teriak Diz sambil berlari ke arah keduanya.
"Apa sihh..?", jawab Prizz.
"Dia siapa, siapa tuh cowok, jangan-jangan kalian berdua mau mengkhianati ku ya... hahh. hahh.??", ucap diz.
"Apaan sih Diz pagi-pagi.", jawab Prizz.
"Iya apaan sih, dia itu pangeran dari Utara yang mau menjemput ku , hwehehehe", sambung Winnie.
"Hah", "kamu juga win apaan sih.. yaudah yuk kita ke kelas, ntar aku ceritain semuanya di klub" ucap Prizz.
Lalu mereka pun bergegas ke ruang kelas.

    "Selamat Pagi anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru.. dia pindahan dari sekolah di Utara.. Ayok masuk..",  sapa pak guru disertai pengumuman. Para murid pun mulai bertanya-tanya siapa.
"murid baru.? masa dia..", gumam Prizz.
"Jreklek" pintu pun dibuka.. "Ayo perkenal kan diri kamu..", ucap pak guru.
"Iya pak,.. Hai semuanya saya Rex, murid pindahan dari VIRGINLAND, mohon bantuannya semua..".
"Loh Rex..", ucap Prizz.
"Ada apa Prizz..", tegur pak guru "Kalau begitu Rex kamu duduk di belakang sana ya".
"Iya pak", jawb Rex. Murid-murid pun mulai membicarakan Rex. "Bla-Bla-Bla-Bla-Bla-Bla", "DIAMM", teriak pak guru.
"Hai Rex,.", sapa Winnie yang duduk di sebelah Prizz.
"Rexx jangan harap kamu bisa mengubah posisi ku.", ucap Diz yang duduk di samping Rex dengan nada yang menangtang.
"Huhhh", Prizz cuma bisa menghela nafasnya, "aku rasa gak sekarang deh nyeritain tentang Rex..", gumam Prizz dalam hati sambil menyandarkan palanya ke meja.

          Siangnya saat jam istirahat mereka berempat pun menuju ruang klub.
"Hoii, kok dia diajak sih,", ucap Rex, "Udah gakpapa sekalian aku kenalin siapa sebenernya Rex."
"Sebenernya", ucap kompak Dize dan Winnie.
Mereka pun sampai di ruang klub lalu Prizz pun mulai menceritakan tentang kebenaran Rex.
"Hah, kamu Spiritualis..", ucap Winnie dan dize dengan ekspresi terkejutnya,
lalu Rex menyambung cerita tentang dirinya.
"Bener-bener nggak bisa dipercaya... oh iya Rex karna kamu udah cerita panjang lebar,gimana kalau gabung ke klub kita.. pasti seru", ajak Winnie dengan senyuman.
"Hahh, nggak bisa..", ujar dize.
"gak bisa apaan, emang kamu di sini kaptennya, kalau gitu kita ambil suara.." ucap Winnie.
Akhirnya Rex pun bergabung ke klub setelah mereka bertiga mengangkat tangan. Mereka pun kembali ke kelas, saat melintasi mading Prizz berhenti saat melihat info akan dilaksanakannya sebuah festival sekolah.
"Hoii, liat deh ada festival buat semua klub di akademi Hue, wow hadiahnya lumayan juga tuh, gimana kalau kita ikut..?" ajak Prizz pada teman-temannya.
"Emang festival apaan..?", tanya Rex.
"Ini tuh festival untuk menentukan klub terhebat di akademi hue.. klub kita gak pernah ikut, karena anggotanya minimal 4, dan sekarang kan ada kamu Rex.." jawab Winnie dengan senyuman seperti biasanya.
Mereka pun akhirnya mendaftarkan klub mereka dan berharap mampu menang.

Sabtu, 18 Agustus 2012

[Story] The Last and New Battle : part 6

The Last and New Battle


---PriZzzZt---The Truth---

Kini kembali kemasa sekarang dimana Prizz membawa seorang pria yang mampu mengeluarkan kekuatan force atau spiritual. Sesampainya di rumah Prizz membaringkan si cowok di sofa sambil mengkompresnya dengan air, sudah hampir tengah malam si cowok
belum juga sadar, Prizz yang saat itu ada disampingnya terus merawat hingga ketiduran.
"zzzzz, Hmmm, Hahh... aku ketiduran, huh nih cowok belum juga bangun, perlu apa aku cium dulu.. huhh", gumam Prizz sambil terkantuk-kantuk.
Pagi pun tiba namun si cowok belum juga bangun, Prizz pun pergi mandi, disaat Prizz mandi si cowok terbangun.
"hhah, dimana ini..?", ucapnya pelan sambil terheran-heran.
Lalu si cowok pun berjalan dengan sempoyongan menuju suara gemercik air. Setibanya si cowok di depan kamar mandi dengan sempoyongan dia mencoba membuka pintu, tapi di  saat yang bersamaan Prizz membuka pintu dari dalam sehingga si cowok pun terjatuh
dan menimpa Prizz yang hanya dibalut handuk basah.
"KYaaaa...", teriak Prizz seketika itu juga.
Si cowok pun akhirnya benar-benar tersadar setelah terjatuh di atas tubuh prizz, lalu bergegas berdiri.
"hahhh, maaf aku gak sengaja..", ucap si cowok sepontan setelah berdiri.
"HAHHHHH", teriak Prizz sambil melayangkan <DROP KICK> tepat di wajah si cowok, dan bergegas menutup pintu kamar mandi.
Dengan cepat Prizz membetulkan handuknya lalu membuka pintu kamar mandi dan melangkahi si cowok yang setengah mati menuju kamarnya. Setelah berpakaian Prizz pun keluar kamar dan melihat bagaimana keadaan si cowok. Ternyata si cowok masih
berbaring di depan kamar mandi dengan mengalami pendarahan di hidungnya.
    Setelah membantu mengobati si cowok yang mengalami pendarahan di hidungnya, Prizz menyiapkan makanan untuk mereka berdua.
"maaf ya tadi aku sepontan nendang kamu..", ucap Prizz dengan penuh penyesalan.
"Uh-h iya aku juga tadi gak sengaja.. maaf" jawab si cowok dengan muka yang masih tersipi-sipu.
"Oh iya aku belum tau nama kamu..?", tanya Prizz, "aku Rex..", jawab si cowok.
Setelah menghabiskan sarapan mereka pun saling berbincang tentang apa yang terjadi kemarin dan kebenaran dari spiritualis.

"Rex, apakah kamu seorang spiritaulis cora.?", tanya Prizz.
"Aku memang seorang Spiritualis cora, tapi aku sendiri juga tidak terlalu yakin." jawab Rex.
"Tapi bukannya spiritualis cora sudah tidak ada lagi.." balas Prizz yang semakin penasaran,
"mungkin emang bener, spiritualis cora udah gak ada lagi.. tapi gak sepenunuhnya hilang.. aku akan ceritain apa yang sebenernya terjadi terjadi sama spiritualis cora seratus tahun yang lalu", jawab Rex sambil memulai ceritanya.

    "Seratus tahun yang lalu dimana perdamaiaan anatara 3 bangsa terbentuk, namun tidak dengan cora. Para petinggi bangsa Bells dan Acree terlalu takut dengan kehadiran para spiritualis dan sommoner yang kala itu sangat banyak dan memiliki kekuatan yang luar biasa. Sehingga mereka menginginkan agar para spiritualis dan summoner dilenyapkan dan dihilangkan keberadaannya, namun tentu saja para petinggi cora menolak hal tersebut. Setelah dilakukannya diskusi yang cukup alot dan panjang akhirnya mereka memutuskan untuk mengasingkan para spiritualis dan summoner ke sebuah pulau yang terisolir, yang
dijaga ketat oleh ke-3 bangsa tersebut. Namun tidak semua dari spiritualis tersebut diasingkan karna adanya informasi yang bocor sehingga ada sebagian kecil dari mereka yang kabur dan memilih bersembunyi, termasuk kakek dan nenekku. Dan mereka akhirnya menempati sebuah daerah disekitar Virginland. Aku yang tertarik pada kekuatan spiritualist atau Force tanpa ragu aku mempelajarinya dari kakekku yang termasuk spiritualis hebat pada masanya. Namun dia hanya mengajariku dasar-dasarnya saja sebelum akhirnya mereka meninggal. Dan hingga akhirnya hanya aku yang mempunyai kekuatan tersebut, mereka pernah berkata seorang cora dengan mempuyai rambut perak lah yang mempunyai kekuatan spiritual yang terhebat, walaupun itu hanya legenda yang diceritakan kakekku. Sedangkan berita tentang para spiritualis yang diasingkan tidak pernah diketahui bahkan ada
kabar yang mengatakan bahwa pulau itu hancur dihempas gempa dan tsunami, namun tidak ada yang tau pasti kebenarannya".

    Prizz hanya terdiam, dengan pandangan yang penuh dengan rasa takjub dan jemari-jemari yang bergetar.
"lalu bagaimana dengan kedua orang tua mu.?" "Sejak kecil aku tinggal dengan nenek dan kakekku" jawab Rex.
"Lalu kenapa kamu waktu itu pingsan.?", tanya Prizz yang masih penasaran.
"Ahh itu karna. aku sedang Lapar.", jawab Rex dengan simpelnya.
"Hahh" ucap Prizz. "Bagaimanapun kamu harus mengajari ku , untuk menjadi seorang spiritualis." ucap Prizz,
"Kamu mungkin mempunyai darah seorang cora sejati, tapi tidak semua cora yang bisa menjadi spiritualis..".
"Tapi aku yakin pasti bisa, karna nenek ku pernah berkata kalau aku mempunyai kekuatan untuk menjadi seorang spiritualist, sebelum itu ayo kita jalan-jalan ke kota.
Aku akan menunjukkan semua isi kota ini", ucap Prizz.
Lalu mereka pun keluar dan bergegas pergi. "Dringggg", bunyi HP Rex, lalu dia mengangkatnya,
"Siapa?", tanya Prizz,
"Petugas yang mengurus kepindahan ku, kayaknya jalannya lain kali ya..", jawab Rex lalu pergi.

    Akhirnya Prizz pun pergi sendiri, setelah beberapa jam dia berkeliling kota, matahari pun mulai terbenam.
"Waktunya pulang, besok harus sekolah..", gumam Prizz sambil berjalan pulang.
Setelah pulang dia kaget karna ada barang-barang di ruang tamunya, "Hah, ini barang siapa ya, apa mungkin dari papah, bodo ah.", tanpa memperdulikannya Prizz pun pergi ke kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya, saat membuka pintu kamar mandi
dengan hanya berpakaian seadanya dan,,
"KYAAAAA..", teriakan sepontan Prizz ketika melihat Rex yang bertelanjang dada ada di depannya.
"hai Prizz, kayaknya aku akan tinggal di sini untuk sementara deh, gimana kalau sebagai guru spiritualist.heheh." ucap Rex dengan senyuman.
"KELUARRR..", teriak Prizz sambil memukul wajah Rex membuatnya terdorong hingga handuk yang menutupi bagian bawah Rex terlepas.
"KYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA", teriakan yang lebih keras terucap, dan akhirnya Prizz berlari keluar kamar mandi. Setelah keadaan mereda Rex berjalan menuju ruang tamu dengan hidung yang masih disumbat kapas.
"Apa yang kau lakukan di rumah ku dan apa maksudnya barang-barang ini..?" teriak Prizz dengan ekspresi yang marah.
"Ah kalau soal itu karena tempat tinggal yang seharusnya aku tempati belum bisa ditinggali, jadi-"
"Jadi kamu harus tingal disini..Hahh?" potong Prizz.
"Seperti itulah" "kalau gitu kenapa gak di penginapan aja sana.." ucap Prizz.
"Itu karena uang yang aku bawa hilang entah kemana." jawab Rex.
"Hah" Prizz hanya menghela nafas "jadi aku boleh tinggal disini untuk sementara.?" tanya Rex.
"Baik, tapi dengan satu syarat kamu harus mengajari ku tentang spiritualist dan juga jangan pernah naik 1 anak tangga atau ke lantai 2."
"Baik kalau begitu, aku mengerti dan terima kasih. heheh." ucap Rex.
"Kalau kau jauh-jauh dari utara untuk kesini, sebenarnya apa yang sedang kau cari?" tanya Prizz
"Ahh, aku hanya pindah sekolah dan juga-, bukan apa-apa kok." "hah seterah kamu ajalah, yang penting inget sama yang tadi aku bilang"
Prizz berjalan meninggalkan ruang tamu, dan bergegas pergi ke kamarnya.
"Apa yang aku cari kah? mungkin sebuah kebenaran masa lalu." gumam Rex yang berbaring di atas sofa ruang tamu.


Senin, 13 Agustus 2012

[Story] The Last and New Battle : part 5


The Last and New Battle


---PriZzzZt---Family---


      12 tahun yang lalu Prizz saat ini berusia sekitar 5 tahunan.
"Mah, kita mau ke rumah nenek ya.?", tanya Prizz kecil, dan mamanya mengangguk mengiyakan pertanyaannya.
"Nenek..", sambut Prizz dari depan rumah si nenek.
Setelah perbincangan yang lumayan panjang, sang mama pergi untuk berbelanja sebentar. Namun disaat perjalanan pulang sang mama mengalami kecelakaan, Prizz pun yang saat itu ada di rumah neneknya bergegas  ke rumah sakit bersama neneknya.
Sesampainya di sana Prizz melihat papahnya sedang menangis di depan pintu kamar pasien,
"Pah,, mama mana..?", tanya Prizz kecil dengan polosnya, kemudian sang papah hanya memeluknya sambil menahan tangisnya.
Keesokan harinya diadakan pemakaman mamanya Prizz, suasana pemakaman sangat dipenuhi dengan kesedihan dan duka yang mendalam dari semua keluarga dan kerabat.
    Setiba di rumahnya, Prizz hanya terdiam, di balik sofa ruang tamu, Prizz kecil menangis tersedu-sedu,
tak lama berselang salah seorang kerabat dari sang papah berkunjung. Mereka adalah saudara dari papahnya Prizz,
"Haii..", sapa seorang anak laki-laki pada Prizz tapi dia hanya memalingkan pandangannya sambil menangis.
"Kamu Prizz kan..? aku Kine, sepupu kamu..ayo kita main..", Hibur Kine sambil menggenggam tangan Prizz.
Akhirnya Prizz terbujuk dan keluar dari balik sofa, mereka terus bermain hingga sore hari, tapi Kine harus segera pulang bersama keluarganya.
"Kak, mau kemana..?", tanya Prizz kecil,
"Kakak pulang dulu ya, nanti kaka pasti akan main lagi sama Prizz kok..", jawab Kine sambil mengelus kepala Prizz.
"Janji ya kak.?","Iya kaka janji". Dan keluarga Kine pun pergi dari kediaman Prizz dan ayahnya.
    Setahun sudah berlalu semenjak kepergian sang mamah, dan sang papah akhirnya menikah lagi. Namun Prizz tidak memilih untuk ikut bersamanya melainkan memilih tinggal bersama sang nenek.
"Hai Prizz.." sapa Kine yang saat itu datang berkunjung,
"Hai kaka.. kakak ayo kita main..", ajak Prizz, dan akhirnya pun mereka pergi main keluar.
"Anak-anak jangan main terlalu jauh ya..", teriak sang nenek kepada mereka.
  
    Saat mereka pulang, nenek Prizz kaget karna cucu perempuannya menangis sambil digendong sang kaka.
"Prizz, kamu kenapa",tanya sang nenek dengan khawatir.
"Gakpapa kok nek, Prizz cuma terjatuh tadi." jawab Kine sambil tersenyum tipis.
Setelah nenek mengobati luka Prizz, Kine pun pulang ke rumahnya.
"Prizz, udah gak sakit kan..?", tanya sang nenek, "Iyaaa..", jawab Prizz sambil memakan makanan buatan neneknya.
"Nek, ceritain cerita penyihir cora donk nekk..", bujuk Prizz, "Iya iya..", jawab nenek,
Setelah mendengar berbagai hal tentang spiritualis dari neneknya prizz pun kagum, dan berniat menjadi seorang spiritualis.
"Emang nenek bisa menggunakan kekuatan force..", tanya Prizz walaupun dia gak terlalu ngerti,
"hahaha,..", tertawa sang nenek dilanjutkan dengan cerita-ceritanya lagi.
"Nek kalau gitu kenapa ya sekarang kok udah gak ada spiritualis..", tanya Prizz,
"hahah, cucu nenek emang pinter, tapi nenek akan ngasih taunya kalau kamu udah besar ya..", jawab sang nenek.
"ahh nenek, kalau gitu ajarin prizz ya jadi spiritualis..", bujuk Prizz dengan ekspresi penasaran,
"hahah, kalau yang itu juga kalau kamu udah besar yaaa..", jawab sang nenek sambil tersenyum,
Prizz pun hanya penasaran dan terus bertanya kepada sang nenek hingga larut malam.

    Akhirnya Prizz masuk sekolah diusianya yang ke-7 tahun, bersama sang nenek yang mendampinginya. Namun saat Prizz menginjak usia yang ke-8, sang nenek jatuh sakit dan akhirnya dirawat.
"Nek, jangan tinggalin Prizz sendiri ya...", ucap Prizz disamping tmpt tidur sang nenek.
"Iyaa.. nenek janji..", jawab nenek dengan nada yang lemah. Namun akhirnya keadaan nenek Prizz pun memburuk.
"Nek, Nek, jangan tinggalin Prizz nek,.. nenekan udah janji.. Nekkkk..", ucap Prizz sambil menangis.
"Prizz, kamu pasti jadi spiritualis yang hebat seperti saudara dan ibu nenek....", ucap sang nenek dengan susah payah, dan akhirnya pun sang nenek pergi untuk selamanya. "NENEK..", teriak Prizz sambil tersedu-sedu.
Belum sempat mengetahui bagaimana menjadi spiritualis dan kemana para spiritualis menghilang, sang nenek sudah terlebih dahulu meninggal. Papahnya pun mengajaknya tinggal bersama, namun Prizz menolak. Sejak saat itulah Kine yang selalu hadir menghibur dan menjadi keluarga untuk Prizz.
  
    "Kine" Sepupu Prizz yang sudah dianggap seperti kakaknya sendiri, Kine lebih tua 5 tahun dari Prizz. Dia anak dari saudara tertua papahnya Prizz. Hampir setiap minggu setelah mereka saling bertemu, Kine selalu berkunjung untuk menghibur dan
bermain bersama Prizz. Namun saat Prizz menginjak usia 12 tahunnan, Kine memilih untuk bersekolah dan menjalani pelatihan di camp pertahanan dan sejak saat itulah keduanya jarang bertemu. Disaat kepergian Kine, Prizz hanya terdiam sambil memandangi Kine dengan tatapan kekecewaan.
"Prizz kakak cuma pergi sebentar kok, setiap tahun pasti kaka dateng kok.." hibur Kine yang saat itu berumur 18 tahunnan.
"Bohong..", jawab Prizz dengan nada yang sedikit keras.
"Ada yang harus kamu tau Prizz, kaka paling nggak bisa bohong sama kamu.."
Kine tersenyum sambil mengusap kepala Prizz, wajah Prizz pun berseri-seri dan akhirnya meneteskan air mata.
Akhirnya Kine pun berlalu seiring melajunya kereta, "Kak, AWAS KALAU SAMPAI LUPA DATENG...YAAA...",
teriak Prizz dari bibir stasiun. Sejak saat itu Prizz tinggal sendiri dan sang papah hanya sesekali mengunjunginya,
namun di antara kesepian itulah Prizz tumbuh menjadi remaja yang kuat, energik yang selalu disayangi teman-temannya.

Minggu, 12 Agustus 2012

[Story] The Last and New Battle : part 4

 The Last and New Battle


---PriZzzZt---First Meet---

  
    "Dringgggg" bell tanda berakhirnya kelas berbunyi.
"Huh.. selesai juga akhirnya.." gumam Prizz "Win, Kemana abis ini..?" tanya Prizz pada Winnie sambil berjalan ke luar kelas.
"Ahh gak tau juga dehh.." jawab Winnie,
"Hoi hoi jangan pada bilang kalian pada mau lari dari klub.." sambung Diz kepada keduanya,
"Iya kita tau kok" jawab Winnie.

Setelah berjalan menuju ke ruang klub Prizz melupakan sesuatu dan dia kembali ke kelas.
"Huh untung masih ada.." ucap Prizz sambil mengambil barang yang tertinggal dan kemudian menghela nafas sesaat. Saat bejalan menuju ruang klub Prizz berhenti sejenak dan mampir ke kantin untuk membeli beberapa makanan dan minuman.
Saat berbalik setelah membeli makanan tanpa disengaja Prizz menabrak seseorang,
"Aduhh, maaf", ujar Prizz,
"Gakpapa ko, kamu sendiri gimana?" tanya si cowok kepada Prizz,
"nggak papa, hehehhe",jawab Prizz. Lalu mereka berjalan berdua sambil ngobrol,
"Kalau boleh tau Kamu siapa ya? perasaan Aku baru liat kamu deh di sini", tanya Prizz kepada si cowok itu.
"Nama Ku-..", blm sempat mengucapkan namanya, Diz berteriak ke arah Prizz "Hoi Priz cepet kesini."
"iya iya aku kesana.. maaf yang tadi ya, dah" ujar Prizz sambil berlari menuju Dize.
  
"Ditungguin malah jajan di sini, yang tadi ngomong sama kamu siapa? perasaan aku gak pernah liat dan warna rambutnya sama banget kayak kamu",
tanya diz sambil menuju keruang klub.
"Aku gak tau juga sih, tadi nggak sengaja nabrak dia.. soal rambut bener juga ya" jawab Prizz.

    Mereka pun sampai ke ruang klub dimana Winnie sudah menunggu,
"kemana aja kalian..?". tanya Winnie,
"Nih Aku beliin makanan buat kalian" jawab Prizz. Lalu mereka saling bercakap-cakap hingga sore hari.
"Kalau gitu, aku  pulang duluan ya..", pamit Diz pada mereka berdua. "Priz, pulang barengkan..?", tanya Winnie,
"kayaknya nggak deh aku mau belanja dulu, kamu sendiri gakpapa kan..", jawab Prizz. Lalu mereka meninggalkan ruangan klub.
Saat menuju swalayan tanpa sengaja Prizz bertemu lagi dengan si cowok yang tadi ditabraknya tadi. Namun situasi sedang tegang dimana si cowok sedang dihadang beberapa pereman yang sering berkumpul di dekat sekolah, "Dia bukannya yang tadi, aku bantu atau liatin aja ya?.. liatin aja deh." dari jarak yang lumayan dekat Prizz mengawasinya.
  
"Kayaknya Kami belom pernah ngeliat mu deh, dari mana asal mu.?", tanya preman dengan nada yang tinggi, namun dia hanya diam tanpa menghiraukan para preman.
"Woii apa kau Tuli..?? mau mati ya.?", teriak preman ke arah si cowok perak,
"hah, mati.?", ucap si cowok sambil tersenyum tipis. Lalu para preman mengepungnya dari 3 arah, lalu dengan hentakan tangan dan dia mengatakan,"WIND", tiba-tiba hembusan angin keluar dari sekitar tubuhnya dan membuat para pereman itu terhempas.
Prizz yang dari tadi memperhatikan pun sangat terkejut, kenyataan yang selalu menunggunya, seorang spiritualist telah muncul di hadapannya.
"Mungkinkah,.. itu..", ucap Prizz yang terperanga melihat cowok itu.
Namun setelah mengeluarkan kekuatan spiritual atau forcenya, tiba-tiba diaterjatuh, lalu Prizz yang sedang mengamati langsung berlari dan menolongnya.
"Hoi hoi.. kau kenapa". ucap Prizz sambil memangku kepala si cowok itu.
Cowok itu cuma bisa melirik sejenak dan kemudian dia pingsan. Lalu Prizz membawanya ke rumah.