The Last and New Battle
Festival "Greatest Guild" akhirnya akan dimulai. Seminggu sudah Prizz dan kawan-kawannya mempersiapkan festival
tersebut. Dengan wajah yang tegang para peserta menunggu keputusan apa yang akan diperlombakan untuk tahun ini.
"Perhatian para peserta, untuk tahun ini kita akan melangsungkan perlombaan dimana masing-masing tim harus melakukan
maraton diperlombaan yang pertama dan melakukan pertarungan diperlombaan kedua. Untuk keterangan lebih lanjut, dimohon
untuk para kapten tim mengambil buku panduan di pos panitia.
Setelah mengambil buku panduan, Prizz dan para ketua klub lainnya mulai melakukan diskusi dengan anggota klub masing
masing. Prizz pun membacakan peraturan untuk perlombaan pertama.
"Coba kita lihat. Perlombaan pertama: Masing-masing dari klub peserta harus mempersiapkan 2 tim yang terdiri dari 2 orang.
Kemudian dari setiap tim akan terdiri dari "Penggerak" dan "Penunjuk", dimana si "Penunjuk" akan digendong oleh si "Penggerak"
yang matanya ditutup. Tugas dari setiap klub yaitu "Maraton" dan benda yang harus diantar adalah kue tart. Tim 1 harus mengantar
kue kepada tim 2 dan mengantarkannya kepada panitia.
"Hehh, merepotkan juga ya.." ujar Rex dengan nada datar.
"Baiklah, kita pasti menang... hmm tunggu dulu kita harus menentukan pasangan-pasangannya iyakan.?" sambung Diz tanpa peduli
dengan yang dikatakan Rex.
Mereka pun mengundi siapa berpasangan dengan siapa. Akhirnya ditentukan Prizz dengan Rex dan Winnie dengan Dize.
"Huh, kenapa sih aku harus bareng Diz.." keluh Winnie dengan nada yang pesimis.
"Udah gak usah komplain, yang penting kita harus menang" jawab Prizz penuh semangat.
"Masing-masing peserta harap bersiap di tempatnya masing-masing." Perintah pembawa acara dari meja panitia.
Tim 1 dari klub sejarah yakni Winnie dan Dize.
"Ahh, harusnya aku bisa ngerasaiin yang lebih empuk nihh dari pada yang ini nih.." Keluh Diz yang menggendong Winnie.
"Hahh, apa yang tadi kau bilang.." "Jdug" pukul Winnie dengan ekspresi jengkel.
"Cuma bercanda.. heheh."
"Tiga...Dua...Satu...Dor!" aba-aba perlombaan dibunyikan,lomba pun dimulai. Kesepuluh kelompok itu mulai berlari bersama-sama.
"Majuuu Dizz.." teriak Winnie penuh dengan semangat.
"Awas Nabrak,," "kiri-kiri,," "Terusssss,," teriak masing-masing "penunjuk" tim.
Tak disangka 1/2 dari para peserta terjatuh dan akhirnya gagal. Yang memimpin perlombaan adalah tim dari klub pecinta alam
diikuti tim dari kelompok Prizz. Kue pun akhirnya diserahkan dari Winnie ke Prizz.
"Ayoo, Rex majuu kita harus menang.." Perintah Prizz dengan teriakan yang cukup keras.
"Heh" Rex tertawa kecil "emang siapa yang pengen kalah, Aku akan menunjukkan kekuatan force yang digunakan untuk meningkatkan
kecepatan lari." dengan penuh konsentrasi lalu Rex berkata "SPEED", sekejap kaki Rex diselimuti hembusan angin yang
cukup kuat. Wussss lari Rex dengan kecepatan penuh dipandu oleh Prizz mengantarkan mereka menjadi pemenangnya.
Masing-masing dari tim pun diberikan kesempatan beristirahat, di bawah pohon mereka melihat peraturan untuk perlombaan
yang kedua.
"Perlombaan kedua: masing-masing dari peserta harus menyiapkan 4 orang untuk melakukan sebuah pertandingan <combat>
"Masing-masing dari tim harus mengalahkan 2 dari 4 anggota lawan untuk memenangkan pertandingan. Peserta akan dinyatakan kalah
jika terjatuh atau keluar arena."
"Baiklah para peserta dimohon untuk melihat ke layar, ini adalah susunan pertandingan yang akan kalian lakukan, untuk itu
tolong semua tim bersiap." ucap pembawa acara.
"Hehe, lawan pertama kita dari klub TIK" ucap Prizz disertai senyuman yang menyeramkan.
"...!" Rex hanya terdiam sambil melihat ketiga orang yang di depannya punuh dengan tatapan dan senyuman yang membunuh.
Baik Prizz, Winnie maupun Dize adalah murid yang memiliki talenta dari segi kemampuan bertarung dan memiliki ketahanan tubuh diatas rata-rata.
Pertarungan pun dimulai, para peserta yang masing-masing sudah dipersenjatai lengkap mulai memasuki arena masing-masing.
Prizz menggunakan sebilah pedang tangan satu, Winnie menggunakan panah, Dize memilih tombak sedangkan Rex tidak menggunakan
apa-apa karna dia tidak mempunyai kemampuan bertarung langsung dan dia pun tidak mungkin menggunakan kekuatan forcenya.
Dengan penuh tatapan tajam Prizz dan yang laiinnya maju menerjang musuh dari klub TIK.
"Hiatt" teriakan Prizz diikuti tebasan yang sangat cepat dan kuat, satu lawan pun terjatuh.
"Target-Locked," bersama ucapan Winnie melepaskan 3 anak panah dengan kecepatan dan akurasi yang hebat, dan 2 orang langsung
terjatuh. Mereka pun menang di pertandingan pertma. Di pertandingan yang kedua mereka juga menang dengan mudah.
Pertarungan Final pun dimulai, kali ini mereka harus menghadapi lawan yang cukup yaitu klub kesenian, memang tidak
terlihat menyeramkan, namun hampir setiap festival pertarungan mereka memenangkannya. Dan klub tersebut dipimpin seorang
gadis bernama "Elen" murid tingkat 3 yang terkenal cukup hebat hampir disemua bidang.
"Apa kalian sudah siap..?" tanya Elen dengan penuh tatapan menantang.
"Hah, Haruskah kami menjawabnya..?" jawab Prizz dan langsung menerjang Elen diikuti rekan-rekannya namun tidak dengan Rex
yang langsung menyingkir. Hal ini membuat tim Prizz hanya 3 orang. Namun hanya dengan 3 orang saja mereka mampu mempersulit
tim Elen.
"Hyaatt" teriakan Prizz bersamaan dengan bunyi gesekan pedang. Pertarungan sengit pun terjadi, namun rekan dari Elen tidak
sehebat dia sehingga Winnie dan Dize mampu mengalahkan mereka.
"Terima ini, tangkap ini" teriak Winnie dan Dize disertai serangan yang sangat menakjubkan kearah ke-3 lawan mereka.
"GedubRaKkkk" keteganya pun terjatuh dan kalah. Dengan begini tim Prizz memenangkan pertandingannya.
Elen pun berjalan menuju tim Prizz dengan senyuman dia berkata "Kalian memang yang terhebat." belum selesai di situ
Elen mendekati Rex dan kemudian berbisik kepadanya "Kau bukanlah yang terakhir, REX." bisikan tersebut membuat Rex terkejut.
Elen pun menjauh, Rex hanya terdiam tanpa berkata sedikit pun.
"Hoi Rex kau kenapa, emang tadi Elen bilang apaan..?" tanya Prizz sedikit memaksa.
"Nggak, cuma bilang selamat doank,, hehe," jawab Rex yang terus memandangi Elen yang mulai menjauh.
"Bukan yang terakhir, apa maksudnya, mungkinkah berkaitan dengan para spiritualist..?" gumam Rex yang dipenuhi
rasa penasaran "..Aku harus bertanya langsung ke Elen.."