The Last and New Battle
Setelah memenangkan festival pada malam harinya semua anggota klub sejarah mengadakan pesta di kediaman Winnie. Mereka bernyanyi, menari, dan saling bersendagurau. Mereka pun mendiskusikan apa yang akan mereka lakukan dengan hadiah mereka.
"Hahaha, aku udah yakin banget kalau kita bakal menang.." ujar Dize yang penuh kegembiraan.
"Iya sih, tapi tunggu dulu deh, kalau menurut ku uang yang kita dapet kemaren udah melebihi kebutuhan klub, nah terus sebaiknya kita gunakan uang ini untuk apa ya.?" tanya Winnie yang sedang membuka gadgetnya.
"Hmmm, gimana kalau kita pake uangnya buat jalan-jalan minggu depan ajah, gimana setuju gak.?" usul Prizz.
"Baiklah, kalau gitu ayo kita ke pantai pasti asik tuh.. hehhehe.. gimana..?" jawab Dize dengan pandangan anehnya.
"Boleh juga tuh, apalagi kita dah jarang keluar kota kan, Rex kamu gimana setuju gak.?" ucap Prizz.
".." "Oi Rexx, kok diem aja kau, setuju gak?" tanya Diz yang sedikit kesal.
"Hah, Setuju apa ya .?" "Kita mau ke pantai setuju gak kamu Rex..?" tanya Winnie sekali lagi.
"Ohh, oke deh aku setuju-setuju aja kok" "kamu kenapa sih Rex?" tanya Prizz khawatir.
"Nggak kok tenang ajah hehehe." Rex yang selalu kepikiran dengan apa yang dikatakan Elen tanpa disadari membuat Prizz sedikit curiga. Akhirnya pesta pun berakhir dan mereka pulang ke rumah masing-masing.
Rex yang terus memikirkan apa yang dikatakan Elen mulai penuh dengan rasa bingung dan penasaran yang luar biasa. Dia pun akhirnya memutuskan akan menemui Elen sepulang sekolah besok.
"Dringggg" bell tanda berakhirnya pelajaran pun berbunyi. Prizz dan Rex pun berjalan bersama meninggalkan ruang kelas, tanpa tak diduga Elen pun ada di depan mereka langsung saja Rex mengejarnya.
"Hoii Rex mau kemana..?" "Kamu pulang aja duluan. aku ada urusan sebentar.." jawab Rex yang menghampiri Elen.
"Hehh urusan, Elen kah..?? ahh bodo lah." gumam Prizz yang sebenarnya penasaran.
Setelah keluar dari gerbang sekolah Prizz malah terus mengikuti Rex dan Elen yang berjalan berdua.
"Hah kenapa akhirnya aku malah ngikutin mereka ya.?" gumam Prizz yang terus menghela nafasnya.
Rex dan Elen pun berhenti dan duduk di bangku taman yang dekat dengan sekolah.
"Elen bisa kita ngomong sebentar" "Iya, tapi aku gak suka jalan sambil ngomong, hehe" jawabnya penuh senyum.
"Kalau gitu Len aku mau kamu ngejelasin apa yang kamu bilang waktu itu." Ujar Rex mulai serius.
"Yang kemaren kah..?" jawab Elen kemudian berbisik kepada Rex "Besok di taman jam 9" setelah itu Elen pergi meninggalkan Rex.
"Tunggu Len, aku butuh jawaban mu sekarang.." teriak Rex namun Elen hanya menengok dan memberikan senyuman.
Prizz yang dari tadi menunggu pun mulai bertanya-tanya "Hah, yang Elen bilang kemaren? "Aku harus tau sekarang" maksud Rex apa ya.? Mungkinkah pernyataan cin-.. ahh nggak mungkin masa secepet itu.." kemudian Prizz pergi dari taman dengan segera.
Rex pun sampai di rumah Prizz "Prizz aku pulang.." teriak Rex sambil memasuki rumah. Di malam harinya mereka berdua duduk di sofa, dan mulai mengobrol.
"Umm, Rex ada yang mau aku tanyain, tapi kalau nggak mau jawab juga gakpapa kok.." "hah soal apa ya.?"
"Ini soal kamu yang tadi pergi bareng Elen, emang urusan apaan sih..?" tanya Prizz yang penasaran.
"Hahh, aku sama Elen.. apa kamu cemburu ya, hahahhha.." jawab Rex menggoda Prizz sambil tertawa.
"Hah cemburu sama orang yang numpang hidup di rumah ku.. yang bener aja." jawab Prizz sedikit keras.
"haha, bercanda kok, ntar kalau udah waktunya pasti kamu tau kok.."
Mereka pun masing-masing pergi tidur.
Keesokannya Rex yang sudah ada janji dengan Elen pun bergegas meninggalkan rumah, namun Prizz yang juga penasaran mengikutinya diam-diam. Elen yang sudah menunggu di taman lekas menyapa Rex yang baru tiba.
"Hai Rex, udah siap kan..?" ucap Elen kemudian mengajak Rex kesuatu tempat.
Prizz yang mengikuti mereka dengan memakai jaket dan juga penutup kepala yang menutupinya.
"Tunggu Len, sebenernya mau kemana sih kita..?" "Aku lebih suka ngobrol di tempat makan.. jadi ayoo." jawab Elen sambil terus menggandeng Rex. Akhirnya mereka pun berhenti di sebuah cafe dan mulai perbincangan.
"Oke sekarang aku akan menceritakan semuanya." ucap Elen yang mulai serius.
"Mungkin kamu udah tau apa yang terjadi sebelum perdamaian tercipta, dan aku tau kamu salah satu keturunan dari mereka yang melarikan dari sebelum diasingkan. Tapi kamu tidak tau apa yang sebenernya terjadi pada mereka yang diasingkan. Mereka yang diasingkan pada masa itu hanyalah para 'Caster' sedangkan para 'Summoner' sudah dibinasakan sebelumnya. Setelah hidup bertahun-tahun di pulau yang bahkan mereka tidak tau, mereka merencanakan untuk melarikan diri. Tentu saja para penjaga yang ditugaskan di sana tidak mengetahui bagaimana kekuatan mereka. Hanya dalam satu malam mereka mampu melumpuhkan semua penjaga dan berhasil meninggalkan pulau dengan kapal para penjaga. Namun tidak hanya sampai di situ mereka juga menghancurkan pulau untuk menghilangkan keberadaan mereka dari dunia. Dan yang 100 tahun lalu menghilang bahkan yang sekarang sudah terlupakan nyatanya mereka masih ada dan akan menunjukkan diri mereka, dimulai dari "Hue City", itulah kebenaran yang terjadi di pulau pengasingan yang aku tau."
Rex pun terkaget-kaget dengan apa yang dikatakan Elen begitu pula dengan Prizz yang menguping dari sebelah meja mereka.
"Apa maksudnya dimulai dari Hue City dan kenapa kau bisa tau sampai sejauh itu." sentak Rex dengan mata yang melotot.
"Huh, pertama kamu harus tenang dan diam, itu semua aku tau karna ayah ku adalah bagian dari mereka setidaknya sebelum aku meninggalkan mereka 3 tahun lalu.."
"lalu apa yang dimaksud dengan dimulai dari Hue..?" tanya Rex penuh ketegangan.
"Yah, aku juga nggak terlalu tau rincian pastinya tapi kemungkinan terburuknya adalah sebuah kudeta"
"Kudeta..? tapi itu gila jika hanya sebuah kelompok menyerang kota sebesar Hue.."
Lalu Elen pun menjelaskan apa yang dirasakan para korban pengasingan. "Ya aku juga beranggapan begitu, tapi apa kamu tau yang namanya dendam yang abadi, mereka yang sudah dibuat menyaksikan kerabat, teman, kekasih, dan bahkan orang tua mereka dibinasakan, dan mereka masih harus diasingkan dari dunia luar.. Mereka sangat mungkin membalaskan dendam mereka dimulai dari sini "Hue City" tempat yang menjadi awal dan akhir dari peperangan.."
"Kalau itu semua benar terjadi, sebuah kekuatan yang bahkan sudah terlupakan dan tiba-tiba muncul dan menghancurkan kota yang damai ini, mungkinkah perang besar akan terjadi lagih..?" ucap Rex dengan tangan yang mulai gemetar.
"Tapi itu belum tentu terjadi, tapi ada baiknya mempersiapkan segala hal yang terburuk.. kalau begitu aku rasa itu sudah cukup" Elen pun berdiri dan mulai berjalan. Namun belum sempat berjalan Rex tiba-tiba memegang tangan Elen dan bertanya.
"Tunggu Len, kenapa kamu ngasih tau itu semua? dan apa yang kau tau dari masa lalu ku?"
"alasan kenapa Aku cerita banyak ke kamu mungkin karna kamu seperti ku, seorang anak yang dilahirkan dari sebuah lingkungan yang kau sendiri tidak tau siapa dirimu. ketakutan, dendam, dan kepedihan itulah penyebabnya, kalau tentang masa lalu mu mana mungkin aku tau. Dan satu lagi, aku harap kau tidak membicarakan ini pada publik karna aku yakin nggak akan ada yang mau mendengerkan cerita
itu. yah kalau begitu aku duluan.."
setelah berpamitan Elen pun berjalan menjauhi Rex yang masih berdiri terpaku. "Makasih len..." suara kecil terucap dari Rex.
"terima kasih? walaupun begitu aku menyembunyikan sesuatu dari mu Rex. Setidaknya kau sudah tau apa yang mungkin terjadi pada kota ini." gumam Elen dalam hatinya.
"Apa-apaan ini semua..? sebuah kudeta oleh para spiritualist, itu pasti hanya kebohongan iya pasti cuma kebohongan" ucap Prizz yang masih tidak percaya.