Senin, 13 Agustus 2012

[Story] The Last and New Battle : part 5


The Last and New Battle


---PriZzzZt---Family---


      12 tahun yang lalu Prizz saat ini berusia sekitar 5 tahunan.
"Mah, kita mau ke rumah nenek ya.?", tanya Prizz kecil, dan mamanya mengangguk mengiyakan pertanyaannya.
"Nenek..", sambut Prizz dari depan rumah si nenek.
Setelah perbincangan yang lumayan panjang, sang mama pergi untuk berbelanja sebentar. Namun disaat perjalanan pulang sang mama mengalami kecelakaan, Prizz pun yang saat itu ada di rumah neneknya bergegas  ke rumah sakit bersama neneknya.
Sesampainya di sana Prizz melihat papahnya sedang menangis di depan pintu kamar pasien,
"Pah,, mama mana..?", tanya Prizz kecil dengan polosnya, kemudian sang papah hanya memeluknya sambil menahan tangisnya.
Keesokan harinya diadakan pemakaman mamanya Prizz, suasana pemakaman sangat dipenuhi dengan kesedihan dan duka yang mendalam dari semua keluarga dan kerabat.
    Setiba di rumahnya, Prizz hanya terdiam, di balik sofa ruang tamu, Prizz kecil menangis tersedu-sedu,
tak lama berselang salah seorang kerabat dari sang papah berkunjung. Mereka adalah saudara dari papahnya Prizz,
"Haii..", sapa seorang anak laki-laki pada Prizz tapi dia hanya memalingkan pandangannya sambil menangis.
"Kamu Prizz kan..? aku Kine, sepupu kamu..ayo kita main..", Hibur Kine sambil menggenggam tangan Prizz.
Akhirnya Prizz terbujuk dan keluar dari balik sofa, mereka terus bermain hingga sore hari, tapi Kine harus segera pulang bersama keluarganya.
"Kak, mau kemana..?", tanya Prizz kecil,
"Kakak pulang dulu ya, nanti kaka pasti akan main lagi sama Prizz kok..", jawab Kine sambil mengelus kepala Prizz.
"Janji ya kak.?","Iya kaka janji". Dan keluarga Kine pun pergi dari kediaman Prizz dan ayahnya.
    Setahun sudah berlalu semenjak kepergian sang mamah, dan sang papah akhirnya menikah lagi. Namun Prizz tidak memilih untuk ikut bersamanya melainkan memilih tinggal bersama sang nenek.
"Hai Prizz.." sapa Kine yang saat itu datang berkunjung,
"Hai kaka.. kakak ayo kita main..", ajak Prizz, dan akhirnya pun mereka pergi main keluar.
"Anak-anak jangan main terlalu jauh ya..", teriak sang nenek kepada mereka.
  
    Saat mereka pulang, nenek Prizz kaget karna cucu perempuannya menangis sambil digendong sang kaka.
"Prizz, kamu kenapa",tanya sang nenek dengan khawatir.
"Gakpapa kok nek, Prizz cuma terjatuh tadi." jawab Kine sambil tersenyum tipis.
Setelah nenek mengobati luka Prizz, Kine pun pulang ke rumahnya.
"Prizz, udah gak sakit kan..?", tanya sang nenek, "Iyaaa..", jawab Prizz sambil memakan makanan buatan neneknya.
"Nek, ceritain cerita penyihir cora donk nekk..", bujuk Prizz, "Iya iya..", jawab nenek,
Setelah mendengar berbagai hal tentang spiritualis dari neneknya prizz pun kagum, dan berniat menjadi seorang spiritualis.
"Emang nenek bisa menggunakan kekuatan force..", tanya Prizz walaupun dia gak terlalu ngerti,
"hahaha,..", tertawa sang nenek dilanjutkan dengan cerita-ceritanya lagi.
"Nek kalau gitu kenapa ya sekarang kok udah gak ada spiritualis..", tanya Prizz,
"hahah, cucu nenek emang pinter, tapi nenek akan ngasih taunya kalau kamu udah besar ya..", jawab sang nenek.
"ahh nenek, kalau gitu ajarin prizz ya jadi spiritualis..", bujuk Prizz dengan ekspresi penasaran,
"hahah, kalau yang itu juga kalau kamu udah besar yaaa..", jawab sang nenek sambil tersenyum,
Prizz pun hanya penasaran dan terus bertanya kepada sang nenek hingga larut malam.

    Akhirnya Prizz masuk sekolah diusianya yang ke-7 tahun, bersama sang nenek yang mendampinginya. Namun saat Prizz menginjak usia yang ke-8, sang nenek jatuh sakit dan akhirnya dirawat.
"Nek, jangan tinggalin Prizz sendiri ya...", ucap Prizz disamping tmpt tidur sang nenek.
"Iyaa.. nenek janji..", jawab nenek dengan nada yang lemah. Namun akhirnya keadaan nenek Prizz pun memburuk.
"Nek, Nek, jangan tinggalin Prizz nek,.. nenekan udah janji.. Nekkkk..", ucap Prizz sambil menangis.
"Prizz, kamu pasti jadi spiritualis yang hebat seperti saudara dan ibu nenek....", ucap sang nenek dengan susah payah, dan akhirnya pun sang nenek pergi untuk selamanya. "NENEK..", teriak Prizz sambil tersedu-sedu.
Belum sempat mengetahui bagaimana menjadi spiritualis dan kemana para spiritualis menghilang, sang nenek sudah terlebih dahulu meninggal. Papahnya pun mengajaknya tinggal bersama, namun Prizz menolak. Sejak saat itulah Kine yang selalu hadir menghibur dan menjadi keluarga untuk Prizz.
  
    "Kine" Sepupu Prizz yang sudah dianggap seperti kakaknya sendiri, Kine lebih tua 5 tahun dari Prizz. Dia anak dari saudara tertua papahnya Prizz. Hampir setiap minggu setelah mereka saling bertemu, Kine selalu berkunjung untuk menghibur dan
bermain bersama Prizz. Namun saat Prizz menginjak usia 12 tahunnan, Kine memilih untuk bersekolah dan menjalani pelatihan di camp pertahanan dan sejak saat itulah keduanya jarang bertemu. Disaat kepergian Kine, Prizz hanya terdiam sambil memandangi Kine dengan tatapan kekecewaan.
"Prizz kakak cuma pergi sebentar kok, setiap tahun pasti kaka dateng kok.." hibur Kine yang saat itu berumur 18 tahunnan.
"Bohong..", jawab Prizz dengan nada yang sedikit keras.
"Ada yang harus kamu tau Prizz, kaka paling nggak bisa bohong sama kamu.."
Kine tersenyum sambil mengusap kepala Prizz, wajah Prizz pun berseri-seri dan akhirnya meneteskan air mata.
Akhirnya Kine pun berlalu seiring melajunya kereta, "Kak, AWAS KALAU SAMPAI LUPA DATENG...YAAA...",
teriak Prizz dari bibir stasiun. Sejak saat itu Prizz tinggal sendiri dan sang papah hanya sesekali mengunjunginya,
namun di antara kesepian itulah Prizz tumbuh menjadi remaja yang kuat, energik yang selalu disayangi teman-temannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar