Sabtu, 18 Agustus 2012

[Story] The Last and New Battle : part 6

The Last and New Battle


---PriZzzZt---The Truth---

Kini kembali kemasa sekarang dimana Prizz membawa seorang pria yang mampu mengeluarkan kekuatan force atau spiritual. Sesampainya di rumah Prizz membaringkan si cowok di sofa sambil mengkompresnya dengan air, sudah hampir tengah malam si cowok
belum juga sadar, Prizz yang saat itu ada disampingnya terus merawat hingga ketiduran.
"zzzzz, Hmmm, Hahh... aku ketiduran, huh nih cowok belum juga bangun, perlu apa aku cium dulu.. huhh", gumam Prizz sambil terkantuk-kantuk.
Pagi pun tiba namun si cowok belum juga bangun, Prizz pun pergi mandi, disaat Prizz mandi si cowok terbangun.
"hhah, dimana ini..?", ucapnya pelan sambil terheran-heran.
Lalu si cowok pun berjalan dengan sempoyongan menuju suara gemercik air. Setibanya si cowok di depan kamar mandi dengan sempoyongan dia mencoba membuka pintu, tapi di  saat yang bersamaan Prizz membuka pintu dari dalam sehingga si cowok pun terjatuh
dan menimpa Prizz yang hanya dibalut handuk basah.
"KYaaaa...", teriak Prizz seketika itu juga.
Si cowok pun akhirnya benar-benar tersadar setelah terjatuh di atas tubuh prizz, lalu bergegas berdiri.
"hahhh, maaf aku gak sengaja..", ucap si cowok sepontan setelah berdiri.
"HAHHHHH", teriak Prizz sambil melayangkan <DROP KICK> tepat di wajah si cowok, dan bergegas menutup pintu kamar mandi.
Dengan cepat Prizz membetulkan handuknya lalu membuka pintu kamar mandi dan melangkahi si cowok yang setengah mati menuju kamarnya. Setelah berpakaian Prizz pun keluar kamar dan melihat bagaimana keadaan si cowok. Ternyata si cowok masih
berbaring di depan kamar mandi dengan mengalami pendarahan di hidungnya.
    Setelah membantu mengobati si cowok yang mengalami pendarahan di hidungnya, Prizz menyiapkan makanan untuk mereka berdua.
"maaf ya tadi aku sepontan nendang kamu..", ucap Prizz dengan penuh penyesalan.
"Uh-h iya aku juga tadi gak sengaja.. maaf" jawab si cowok dengan muka yang masih tersipi-sipu.
"Oh iya aku belum tau nama kamu..?", tanya Prizz, "aku Rex..", jawab si cowok.
Setelah menghabiskan sarapan mereka pun saling berbincang tentang apa yang terjadi kemarin dan kebenaran dari spiritualis.

"Rex, apakah kamu seorang spiritaulis cora.?", tanya Prizz.
"Aku memang seorang Spiritualis cora, tapi aku sendiri juga tidak terlalu yakin." jawab Rex.
"Tapi bukannya spiritualis cora sudah tidak ada lagi.." balas Prizz yang semakin penasaran,
"mungkin emang bener, spiritualis cora udah gak ada lagi.. tapi gak sepenunuhnya hilang.. aku akan ceritain apa yang sebenernya terjadi terjadi sama spiritualis cora seratus tahun yang lalu", jawab Rex sambil memulai ceritanya.

    "Seratus tahun yang lalu dimana perdamaiaan anatara 3 bangsa terbentuk, namun tidak dengan cora. Para petinggi bangsa Bells dan Acree terlalu takut dengan kehadiran para spiritualis dan sommoner yang kala itu sangat banyak dan memiliki kekuatan yang luar biasa. Sehingga mereka menginginkan agar para spiritualis dan summoner dilenyapkan dan dihilangkan keberadaannya, namun tentu saja para petinggi cora menolak hal tersebut. Setelah dilakukannya diskusi yang cukup alot dan panjang akhirnya mereka memutuskan untuk mengasingkan para spiritualis dan summoner ke sebuah pulau yang terisolir, yang
dijaga ketat oleh ke-3 bangsa tersebut. Namun tidak semua dari spiritualis tersebut diasingkan karna adanya informasi yang bocor sehingga ada sebagian kecil dari mereka yang kabur dan memilih bersembunyi, termasuk kakek dan nenekku. Dan mereka akhirnya menempati sebuah daerah disekitar Virginland. Aku yang tertarik pada kekuatan spiritualist atau Force tanpa ragu aku mempelajarinya dari kakekku yang termasuk spiritualis hebat pada masanya. Namun dia hanya mengajariku dasar-dasarnya saja sebelum akhirnya mereka meninggal. Dan hingga akhirnya hanya aku yang mempunyai kekuatan tersebut, mereka pernah berkata seorang cora dengan mempuyai rambut perak lah yang mempunyai kekuatan spiritual yang terhebat, walaupun itu hanya legenda yang diceritakan kakekku. Sedangkan berita tentang para spiritualis yang diasingkan tidak pernah diketahui bahkan ada
kabar yang mengatakan bahwa pulau itu hancur dihempas gempa dan tsunami, namun tidak ada yang tau pasti kebenarannya".

    Prizz hanya terdiam, dengan pandangan yang penuh dengan rasa takjub dan jemari-jemari yang bergetar.
"lalu bagaimana dengan kedua orang tua mu.?" "Sejak kecil aku tinggal dengan nenek dan kakekku" jawab Rex.
"Lalu kenapa kamu waktu itu pingsan.?", tanya Prizz yang masih penasaran.
"Ahh itu karna. aku sedang Lapar.", jawab Rex dengan simpelnya.
"Hahh" ucap Prizz. "Bagaimanapun kamu harus mengajari ku , untuk menjadi seorang spiritualis." ucap Prizz,
"Kamu mungkin mempunyai darah seorang cora sejati, tapi tidak semua cora yang bisa menjadi spiritualis..".
"Tapi aku yakin pasti bisa, karna nenek ku pernah berkata kalau aku mempunyai kekuatan untuk menjadi seorang spiritualist, sebelum itu ayo kita jalan-jalan ke kota.
Aku akan menunjukkan semua isi kota ini", ucap Prizz.
Lalu mereka pun keluar dan bergegas pergi. "Dringggg", bunyi HP Rex, lalu dia mengangkatnya,
"Siapa?", tanya Prizz,
"Petugas yang mengurus kepindahan ku, kayaknya jalannya lain kali ya..", jawab Rex lalu pergi.

    Akhirnya Prizz pun pergi sendiri, setelah beberapa jam dia berkeliling kota, matahari pun mulai terbenam.
"Waktunya pulang, besok harus sekolah..", gumam Prizz sambil berjalan pulang.
Setelah pulang dia kaget karna ada barang-barang di ruang tamunya, "Hah, ini barang siapa ya, apa mungkin dari papah, bodo ah.", tanpa memperdulikannya Prizz pun pergi ke kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya, saat membuka pintu kamar mandi
dengan hanya berpakaian seadanya dan,,
"KYAAAAA..", teriakan sepontan Prizz ketika melihat Rex yang bertelanjang dada ada di depannya.
"hai Prizz, kayaknya aku akan tinggal di sini untuk sementara deh, gimana kalau sebagai guru spiritualist.heheh." ucap Rex dengan senyuman.
"KELUARRR..", teriak Prizz sambil memukul wajah Rex membuatnya terdorong hingga handuk yang menutupi bagian bawah Rex terlepas.
"KYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA", teriakan yang lebih keras terucap, dan akhirnya Prizz berlari keluar kamar mandi. Setelah keadaan mereda Rex berjalan menuju ruang tamu dengan hidung yang masih disumbat kapas.
"Apa yang kau lakukan di rumah ku dan apa maksudnya barang-barang ini..?" teriak Prizz dengan ekspresi yang marah.
"Ah kalau soal itu karena tempat tinggal yang seharusnya aku tempati belum bisa ditinggali, jadi-"
"Jadi kamu harus tingal disini..Hahh?" potong Prizz.
"Seperti itulah" "kalau gitu kenapa gak di penginapan aja sana.." ucap Prizz.
"Itu karena uang yang aku bawa hilang entah kemana." jawab Rex.
"Hah" Prizz hanya menghela nafas "jadi aku boleh tinggal disini untuk sementara.?" tanya Rex.
"Baik, tapi dengan satu syarat kamu harus mengajari ku tentang spiritualist dan juga jangan pernah naik 1 anak tangga atau ke lantai 2."
"Baik kalau begitu, aku mengerti dan terima kasih. heheh." ucap Rex.
"Kalau kau jauh-jauh dari utara untuk kesini, sebenarnya apa yang sedang kau cari?" tanya Prizz
"Ahh, aku hanya pindah sekolah dan juga-, bukan apa-apa kok." "hah seterah kamu ajalah, yang penting inget sama yang tadi aku bilang"
Prizz berjalan meninggalkan ruang tamu, dan bergegas pergi ke kamarnya.
"Apa yang aku cari kah? mungkin sebuah kebenaran masa lalu." gumam Rex yang berbaring di atas sofa ruang tamu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar